MQDC melihat meningkatnya minat investor terhadap hunian mewah ramah lingkungan | Real Estate Asia
, Thailand
20418 views
Press photo

MQDC melihat meningkatnya minat investor terhadap hunian mewah ramah lingkungan

The Forestias di Bangkok menghadirkan berbagai fasilitas dalam satu tata ruang terpusat.

Pengembang properti asal Thailand, Magnolia Quality Development Corp. Ltd. (MQDC), mencatat meningkatnya permintaan dari investor internasional terhadap hunian mewah berkelanjutan yang menempatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia sebagai prioritas utama.

CEO MQDC, Suttha Ruengchaipaiboon, mengatakan pihaknya merespons tren ini dengan mengintegrasikan desain ramah lingkungan dan berfokus pada wellness ke dalam setiap proyek. “Di kawasan The Forestias, misalnya, 56% dari total 157 acre dialokasikan untuk ruang hijau,” ujarnya kepada Real Estate Asia.

Terletak di bagian timur Bangkok, The Forestias dirancang dengan tata ruang terpusat yang mengintegrasikan fasilitas sehari-hari, sehingga mengurangi kebutuhan perjalanan menggunakan mobil, menekan emisi, dan mendukung keberlanjutan jangka panjang.

MQDC juga menyesuaikan proyeknya dengan standar internasional seperti Leadership in Energy and Environmental Design (LEED) dan WELL Building Standard yang menekankan aspek keberlanjutan, kesehatan, dan keselamatan.

Meski sektor kondominium secara umum melemah, pasar properti mewah Thailand tetap tangguh. Menurut Colliers Thailand, unit dengan harga di atas US$9.300 (THB300.000) per meter persegi terus menarik minat investor, meskipun tingkat serapan keseluruhan turun menjadi 64,2% pada kuartal I—terkoreksi 2,5% secara tahunan.

Selain itu, MQDC memanfaatkan teknologi building information modelling (BIM) untuk mengelola data sepanjang siklus hidup proyek, mulai dari desain hingga operasional, sehingga dapat mencegah sekaligus menyelesaikan isu teknis lebih cepat.

“MQDC juga bekerja sama dengan pakar internasional untuk memastikan konsistensi kualitas di setiap pengembangan,” tambah Suttha.

Untuk proyek The Forestias, MQDC menggandeng Foster and Partners asal Inggris dalam perencanaan induk, Baycrest dari Kanada untuk desain fasilitas lansia, serta Harvard T.H. Chan School of Public Health guna mengoptimalkan lingkungan hijau yang menunjang kesehatan.

Suttha menambahkan, langkah pemerintah dalam menopang pasar properti akan semakin memperkuat posisi Bangkok sebagai destinasi wisata utama sekaligus pusat bisnis regional. Faktor lain yang mendukung adalah harga hunian mewah di Thailand yang relatif lebih terjangkau dibanding kota-kota besar lain di Asia.

Follow the link for more news on

MQDC melihat meningkatnya minat investor terhadap hunian mewah ramah lingkungan

The Forestias di Bangkok menghadirkan berbagai fasilitas dalam satu tata ruang terpusat.

Berikut Ini adalah 3 kelompok ekspatriat yang menggerakkan pasar sewa residensial Hong Kong

Cari tahu ekspatriat mana yang memiliki anggaran terbesar untuk sewa bulanan.

Negara mana yang memimpin investasi hotel di Asia Pasifik pada paruh pertama 2025

Lebih dari 80% dari total investasi hotel senilai US$4,7 miliar di kawasan ini hanya berasal dari lima negara.

Rumah tangga yang makin kecil memicu krisis perumahan di Asia-Pasifik

Pembangunan yang lebih cepat dan perluasan pasar sewa bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

Volume transaksi perkantoran di Seoul pada kuartal II tumbuh 1,5 kali lebih tinggi dibanding level 2024

Total volume investasi mencapai KRW5,8 triliun atau setara USD4,2 miliar.

Merek mewah dan wellness mendorong meningkatnya permintaan ruko di Singapura

Bangunan-bangunan ini memungkinkan penyewa mengekspresikan kisah mereka dengan cara yang tak bisa dilakukan gedung konvensional.

Pasokan ritel Jakarta akan mencapai 5 juta meter persegi tahun ini

Tiga mal baru saat ini sedang dalam tahap konstruksi.

Jakarta akan mendapatkan lebih dari 1.800 kamar hotel mewah baru pada akhir tahun ini

Ini akan menjadi angka tertinggi selama tiga tahun ke depan.

Perkantoran Jakarta diperkirakan mencapai 76% pada akhir tahun

Tingkat okupansi rata-rata  perkantoran di CBD mencapai 74,7% pada Q1.