Perkantoran perlu didesain dengan ‘headspace’ | Real Estate Asia

Perkantoran perlu didesain dengan ‘headspace’

Perubahan kebiasaan sehari-hari orang-orang menyebabkan pergeseran pada elemen penting  ruang kantor

Menawarkan pekerja kembali ke kantor dengan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik akan menjadi titik fokus desain kantor, sesuai yang diyakini Vice Chairman Ronald Lu and Partners, Bryant Lu.

Pandemi selama setahun membuat banyak karyawan merasa sangat waspada ketika pergi ke kantor  dan membuat mereka lebih sadar akan faktor-faktor kesehatan.

“Saya pikir Covid-19 mengubah cara kita berperilaku, cara kita hidup, cara kita bekerja. Kita harus mulai dengan ruang kantor. Saat ini, ketika kita memasuki gedung perkantoran, suhu kita diukur. Beginilah cara sebuah bangunan bisa terasa lebih aman dan sehat,” kata Lu.

Selain aspek fisik bangunan, memiliki ruang kerja pribadi yang dirancang dengan baik juga dapat membantu meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Jika seseorang merasa aman di meja mereka, ini akan menguntungkan keadaan mental mereka secara keseluruhan dan pada akhirnya menguntungkan pekerjaan mereka juga.

“Ini akan menjadi dalam arti yang sangat makro. Tetapi pada tingkat individu, kita benar-benar berbicara tentang mind space, bagaimana seseorang merasa lebih baik dan lebih aman,” ujar Lu.

“Ketenangan pikiran adalah sesuatu yang perlu kita pertimbangkan, di samping aspek teknologi atau fisik dari setiap ruang,” tambahnya.

Perusahaan Lu masih melihat kebutuhan akan kantor fisik meskipun banyak bisnis telah diubah menjadi digital. Kantor tetap sangat penting, contoh ketika ada kebutuhan untuk menyelesaikan masalah, atau sebuah proyek yang membutuhkan kolaborasi di antara para spesialis untuk menyempurnakan proses kreatifnya.

“Ada hal spesial yang terjadi ketika Anda bertatap muka langsung, terutama ketika Anda perlu memecahkan masalah atau membuat sesuatu. Segalanya menjadi lebih dinamis dalam lingkungan workshop-type,” tuturnya.

“Baru-baru ini, ada tren kantor yang banyak memiliki ruang pertemuan, atau ruang di mana orang-orang datang dan bertemu, berdiskusi, dan berkreasi. Hal ini dibandingkan dengan tempat kerja tradisional, yang dulunya 70% workstations dan 30% meeting space. Saya memprediksi rasio itu akan beralih di beberapa industri,” tambahnya.

Elemen modern dan berkelanjutan

Lu mengatakan bahwa sebagian besar proyek perusahaannya baru-baru ini dan yang akan datang berfokus pada keberlanjutan.

Di pabrik baru di China, misalnya, perusahaan telah mengadaptasi desain untuk membuat pabrik siap untuk menghadapi masa depan. Hal itu dibuat dengan mempertimbangkan desain yang modern untuk pekerja pabrik, dan mencakup fitur berkelanjutan seperti teknologi yang akan mengurangi konsumsi air.

“Di China, pabrik tersebut sangat berorientasi pada keberlanjutan. Seluruh desain sangat modern. Tujuannya adalah untuk mengembalikan martabat pekerja pabrik,” komentar Lu.

“Kami membayangkan bahwa tempat kerja di masa depan, khususnya di pabrik industri, sebagian besar pekerjaan akan dilakukan oleh mesin. Jadi rata-rata pekerja bukan lagi pekerja kasar, namun seorang computer programmer. Kami fokus pada desain untuk era baru pekerja pabrik,” tambahnya.

Proyek lainnya adalah proyek dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) dan konsep mixed-use seluas lima juta kaki persegi di Shanghai. Perusahaan telah menyelesaikan dua fase proyek, dengan fase terakhir akan segera dimulai. Pengembangan ini memiliki pusat perbelanjaan ritel yang terhubung ke metro, dengan elemen perkantoran, hotel, perumahan, dan transportasi yang semuanya terintegrasi penuh.

“Proyek ini memiliki tujuh jalur rel kereta api yang berjalan di bawahnya, dengan dua di antaranya sudah berjalan. Idenya adalah untuk menciptakan lingkungan komunitas yang sangat baik di kota yang sedikit berada di luar pusat kota Shanghai,” kata Lu.

Desain berdasarkan penelitian

Perusahaan Lu bangga dengan jerih payah penelitian di semua proyeknya. Dengan pandemi yang mengubah tren dan kebutuhan dengan cepat di industri real estate, mengetahui perubahan apa yang diperlukan dari sudut arsitektur menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Perusahaan saat ini sedang meneliti bagaimana mengintegrasikan dan meningkatkan pengalaman belanja ritel sehingga pelanggan tertarik untuk kembali ke toko fisik.

“Kami melihat bagaimana ritel masa depan harus diposisikan, terutama di era pasca-Covid dan era yang semua serba terhubung, di mana sebagian besar transaksi menggunakan smartphone. Dalam lingkungan ini, bagaimana kita bisa mengembalikan pengalaman fisik ritel, bagaimana kita bisa menggunakan mal ritel? Ini merupakan pembicaraan penting, khususnya di Asia,” tuturnya.

“Kita sudah terbiasa pergi ke mal-mal ini. Selain berbelanja, kita pergi ke sana untuk makan, hiburan, bertemu teman. Jadi, bagaimana kita melakukannya ke depan? Bagaimana kita bisa menciptakan tempat yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga terus melibatkan komunitas?” tambahnya.

Lu merasa bahwa mereka ingin menciptakan ruang yang lebih menarik dan modern, sehingga orang-orang akan tertarik untuk mengunjunginya setelah pandemi.

“Semua real estate ritel ini – bagaimana kita bisa memposisikannya? Bagaimana kita dapat mengubah ruang-ruang ini menjadi sesuatu yang dapat menghidupkan kembali kota dan tetap relevan dengan dunia modern? Saya pikir itu adalah hal yang sedang dibicarakan saat ini,” katanya.

“Kami selalu merasa bangga akan adanya aspek penelitian didalam perusahaan. Kami memiliki sejarah panjang dalam sustainability research, dan sekarang kami melampaui sustainability dan wellness, serta melihat bagaimana teknologi akan memengaruhi cara kita hidup dan bekerja, juga peran penting arsitektur dalam dinamika itu,” tambahnya.

 

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

AIRSIDE tempat eco-haven baru yang menonjolkan urban farm dan smart bike parking

Properti komersial ini menyediakan hasil panen dari pertaniannya kepada penyewanya.

Gedung perkantoran tua mengadopsi sistem protokol terbuka untuk manajemen energi

Para ahli juga berpendapat penggunaan sistem manajemen gedung lebih berpeluang untuk menghemat energi.

Perusahaan self-storage semakin booming di tenga industri layanan dan fasilitas tambahan yang berkembang

Di Singapura, StorHub telah memperkenalkan pemesanan online untuk ruang penyimpanan berbagai ukuran.

Pasokan kumulatif kantor di Jakarta CBD kini mencapai 7,4 juta meter persegi

Pasokan juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan di luar CBD.

Serviced apartments mendominasi pasokan hotel baru di Jakarta pada 2023

Lebih dari 70% kamar baru yang masuk pasar berasal dari serviced apartments.

Filinvest’s New Clark City menampilkan wajah baru dari pembangunan berkelanjutan

Pengembang berbasis Filipina itu mendefinisikan ulang keberlanjutan dari ruang hijau dan komponen daur ulang hingga Eco-Tech-Ture dan pabrik baterai kendaraan listrik.