Intiland fokus ke perumahan di tengah tantangan pasar properti high-rise | Real Estate Asia
, Indonesia
315 views
Executive Director of Business Development of Intiland, Permadi Indra Yoga

Intiland fokus ke perumahan di tengah tantangan pasar properti high-rise

Penjualan landed houses perusahaan melonjak 23,8% dan memberikan kontribusi terbesar mencapai 59,4% di 9M22.

Pengembang real estate PT Intiland Development Tbk mengalihkan fokus pengembangan ke segmen perumahan di tengah sulitnya pasar properti di segmen high-rise dan mixed use di Indonesia. Direktur Pengembangan Bisnis Intiland Permadi Indra Yoga, menjelaskan tren kebutuhan properti bergeser ke pasar perumahan yang lebih terjangkau dengan harga di bawah Rp1,5 miliar. Perubahan ini lebih disebabkan segmen tersebut dinilai menawarkan fleksibilitas bagi para konsumen.

Yoga mengatakan, produk-produk properti vertikal seperti apartemen atau high-rise memang tengah menghadapi tantangan akibat perubahan kondisi ekonomi makro yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Menurut laporan kuartal ketiga Colliers di 2022, permintaan apartemen diproyeksikan masih tetap melemah hingga ada proyek baru yang menyasar pekerja menengah ke bawah dengan pilihan lokasi yang bagus.

Pembeli apartemen yang sebagian besar adalah investor dan bukan end user cenderung bersikap wait and see untuk melakukan pembelian, hingga adanya perubahan situasi. “Apartemen akan menunggu situasi pasar membaik dulu. Ketika ekonomi makro dapat terjaga tanpa terjadi hal-hal negatif, maka dapat menarik investor dan penyewa, untuk masuk kembali sehingga pasar apartemen dapat tumbuh,” kata Yoga.

Dalam sembilan bulan pertama 2022, kontributor penjualan utama Intiland berasal dari segmen kawasan perumahan dengan total Rp586 miliar. Angka ini naik 23,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, hingga triwulan III 2022, penjualan high-rise dan mixed-use mengalami penurunan 65,5% menjadi Rp130 miliar.

Menajamkan Konsep

Intiland berencana mempertajam konsep pengembangan segmen kawasan perumahan untuk menarik pembeli.

Paling utama adalah pengembangan konsep kawasan. “Misalnya, pengembagan proyek perumahan tersebut dekat dengan banyak fasilitas, seperti pasar, sekolah, dan rumah sakit,” kata Yoga.

“Bagaimana kami mengembangkan suatu kawasan juga didasarkan pada beberapa faktor. Pertama, kawasan tersebut memiliki alternatif akses yang dilalui transportasi umum. Jadi ketika pembeli yang tinggal dari pinggiran tetapi bekerja di pusat kota, mereka tidak harus menggunakan mobil tetapi mengakses transportasi umum," kata Yoga. Menurutnya ketersediaan fasilitas transportasi umum merupakan salah satu nilai tambah terpenting bagi pengembang properti ketika mengajukan permohonan sertifikasi hijau untuk pengembangan kawasan perumahan.

Kedua, memfokuskan upaya untuk menerapkan konsep kehidupan yang sehat dan pengembangan berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan antara lain dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan para penghuni beraktivitas di luar rumah.

“Karena dengan orang yang membeli rumah seharga Rp1,5 miliar ke bawah, rumah yang mereka tinggali merupakan rumah compact, sehingga mereka membutuhkan ruang untuk melakukan aktivitas di luar ruangan. Itu sebabnya kami memiliki clubhouse bukan hanya sebagai sarana berolahraga tetapi juga sebagai tempat untuk co-working," kata Yoga menjelaskan.

Proyek Unggulan

Salah satu kisah sukses proyek perumahan dan menjadi fokus utama Intiland adalah pengembanan kawasan Serenia Hills yang terletak di Jakarta Selatan. Kawasan Serenia Hills sudah dipasarkan sejak 2011 dan kini terbagi menjadi beberapa kluster hunian.

“Serenia Hills lokasinya dekat dengan transportasi umum, 10 menit ke stasiun MRT Lebak Bulus. Lokasinya berdekatan dengan area konservasi sungai dan hutan kota milik Pemerintah DKI Jakarta. Jadi pada saat awal pengembangan, kawasan ini memiliki konsep pendekatan terhadap alam," kata Yoga.

Kawasan Serenia Hills terdiri dari 40% lahan untuk hunian dan 60% ruang terbuka hijau yang terhubung dengan area konservasi sungai dan hutan kota. Di kawasan ini, Intiland menyediakan fasilitas clubhouse yang sudah menggunakan panel surya.

“Paling menonjol dari Serenia Hills adalah pengembangan komunitasnya. Ketika proyek sudah terjual, kami mendorong dan memberdayakan agar para warga Serenia Hills mempertahankan konsep yang dibangun dari awal. Di Serenia Hills, kami memasarkan lingkungan, bukan sekedar rumah. Bagaimana warga merasa bangga dengan lingkungan rumahnya sehingga memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, seperti menjaga keserasian tampilan rumah dan menjaga kondisi taman yang ada,” kata Yoga menjelaskan.

Wait and See

Intiland membukukan marketing sales sebesar Rp985 miliar hingga triwulan III 2022, dibandingkan dengan Rp1,09 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perolehan nilai marketing sales tersebut adalah 41% dari target tahun 2022. Selain kontribusi yang berasal dari segmen residensial dan mixed-use dan high-rise, kontribusi marketing sales lainnya berasal dari segmen Kawasan Industri yang mencatatkan Rp269 miliar dari penjualan lahan industri di Batang Industrial Park dan produk pergudangan di Aeropolis Technopark di Tangerang, Banten. Dari total perolehan marketing sales, sebesar Rp603 miliar diperoleh dari penjualan di Jabodetabek, sedangkan Rp382 miliar berasal dari penjualan di Surabaya dan sekitarnya.

Pada saat ini, Intiland masih memantau kondisi pasar. Menghadapi ketidakpastian tersebut, perusahaan telah menyiapkan beberapa langkah penting, yaitu memfokuskan pengembangan pada proyek-proyek berjalan, seperti meluncurkan kluster-kluster baru di perumahan seperti kluster baru di Serenia Hills, Jakarta dan Talaga Bestari di Tangerang. Upaya lainnya yakni meningkatkan penjualan dan serah terima unit-unit yang telah selesai dibangun, seperti pada apartemen Fifty Seven Promenade di Jakarta Pusat dan SQ Res di Jakarta Selatan sehingga bisa langsung dibukukan sebagai pendapatan usaha. Perseroan untuk sementara akan menahan pengembangan proyek-proyek baru di segmen high-rise hingga kondisi ekonomi membaik.

Perusahaan juga fokus membidik segmen kelas menengah dan membuat desain rumah yang  hemat biaya. Langkah ini sejak awal telah diterapkan dengan merancang desain rumah yang lebih terjangkau dengan menerapkan konsep open space, dan substitusi material. “Untuk pengembangan perumahan, kami harus cepat, mulai dari pengambilan keputusan di level manajemen puncak, proses kick off, perizinan, sampai pemasaran dan penjualan harus sesuai timeline,” kata Yoga.

“Untuk ekspansi ke depan, Intiland terbuka untuk bekerja sama dengan pihak ketiga, seperti pemilik lahan, khususnya untuk pengembangan perumahan yang masih akan menjadi andalan kami tahun ini,” kata Yoga menyimpulkan.

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

AIRSIDE tempat eco-haven baru yang menonjolkan urban farm dan smart bike parking

Properti komersial ini menyediakan hasil panen dari pertaniannya kepada penyewanya.

Gedung perkantoran tua mengadopsi sistem protokol terbuka untuk manajemen energi

Para ahli juga berpendapat penggunaan sistem manajemen gedung lebih berpeluang untuk menghemat energi.

Perusahaan self-storage semakin booming di tenga industri layanan dan fasilitas tambahan yang berkembang

Di Singapura, StorHub telah memperkenalkan pemesanan online untuk ruang penyimpanan berbagai ukuran.

Pasokan kumulatif kantor di Jakarta CBD kini mencapai 7,4 juta meter persegi

Pasokan juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan di luar CBD.

Serviced apartments mendominasi pasokan hotel baru di Jakarta pada 2023

Lebih dari 70% kamar baru yang masuk pasar berasal dari serviced apartments.

Filinvest’s New Clark City menampilkan wajah baru dari pembangunan berkelanjutan

Pengembang berbasis Filipina itu mendefinisikan ulang keberlanjutan dari ruang hijau dan komponen daur ulang hingga Eco-Tech-Ture dan pabrik baterai kendaraan listrik.