Apa yang bisa diharapkan dari market perhotelan di Jakarta ke depan
Tingkat hunian bulanan masih di bawah 50% sepanjang tahun ini.
Setelah 18 bulan tanpa pasokan baru, Jakarta akhirnya melihat proyek hotel baru dengan beroperasinya Hotel Park Hyatt. Menurut Colliers, total 223 hotel yang beroperasi di Jakarta menyediakan 44.696 kamar pada Q3.
Mengingat kinerja pasar hotel secara keseluruhan masih di bawah standar, dengan tingkat okupansi dan tarif kamar yang belum mencapai level normal, penambahan kamar baru membuat persaingan semakin ketat.
Lebih lanjut dari Colliers:
Sejak merebaknya pandemi COVID-19 di awal 2020, sektor perhotelan menjadi salah satu industri properti yang terdampak cukup signifikan. Sejak merebaknya virus, kamar baru hotel di Jakarta hanya bertambah 1.088 kamar. Rendahnya permintaan memaksa hotel mengambil strategi untuk bertahan dari pandemi. Ada yang terpaksa menutup operasionalnya, namun ada juga yang tetap beroperasi, meski hanya sebagian. Beberapa juga memanfaatkan waktu ini untuk memperbaiki tempat mereka dengan renovasi dan peremajaan hotel.
Strategi yang diambil oleh sebagian besar pelaku bisnis perhotelan adalah mengoperasikan hotel secara bertahap. Fungsi utama sebuah hotel, seperti kamar dan restoran, telah beroperasi seperti sebelumnya, tetapi fasilitas lain seperti bar, spa dan fasilitas pendukung lainnya dioperasikan secara bertahap, menyesuaikan kondisi pasar.
Kinerja hotel-hotel di Jakarta pada 2022 menuju ke arah yang positif. Sepanjang 2022, tingkat hunian bulanan belum ada penurunan walaupun masih di bawah 50%. Ada penurunan di April tetapi terutama bertepatan dengan bulan puasa (Ramadhan) ketika banyak kegiatan untuk bisnis dan individu ditunda. Setelah perlambatan, mulai Mei hingga Agustus, kinerja bulanan tidak pernah kurang dari 55%.
Pada akhir Q1 2022, pemerintah menghapus persyaratan repatriasi untuk semua wisatawan mancanegara. Akibatnya, para pelaku bisnis perhotelan yang hotelnya menjadi lokasi repatriasi kehilangan sebagian pasarnya. Namun, sisi positifnya, penghapusan repatriasi dan regulasi mengenai agen perjalanan asing telah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara melalui Soekarno-Hatta; sejak Maret kunjungan bulanan rata-rata telah tumbuh sebesar 50%.
Saat ini Jakarta berada pada PPKM level 1, sehingga sesuai regulasi, penggunaan venue MICE dapat dioptimalkan hingga 100%; namun, beberapa tamu masih memilih untuk menggunakan tempat dengan kapasitas 80%. Pendapatan MICE memang belum optimal, tapi setidaknya sudah ada peningkatan, apalagi sekarang pasarnya tidak hanya dari kegiatan pemerintah. Pasar korporat maupun individual, seperti untuk acara pernikahan dan perusahaan, semakin semarak.
Hal ini semakin menjanjikan apalagi Indonesia saat ini menjadi tuan rumah KTT G20. Puncak acara G20 akan digelar pada November 2022 di Bali, namun rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak awal 2022 di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Jakarta. Alhasil, kinerja hotel di Jakarta pun ikut terangkat.
Tren positif ini diperkirakan akan bertahan hingga pertengahan Q4 2022 (November), tetapi kemudian akan menurun pada pertengahan Desember karena libur Natal dan Tahun Baru. Kinerja hotel pada 2023 baru dapat diperkirakan pada akhir 2022; namun, kondisi ekonomi global yang semakin tidak menentu kemungkinan akan berdampak pada industri perhotelan. Pada tahap ini sulit untuk memprediksi efeknya; Namun, jika jumlah wisatawan, baik domestik maupun mancanegara menurun, tentu akan menurunkan kinerja hotel.