Apa yang bisa mendorong tingkat okupansi mal di Jakarta dalam waktu dekat?
Ada keinginan nyata bagi peritel untuk membuka toko baru.
Aktivitas persewaan di sektor ritel Jakarta menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan tahun lalu. Menurut laporan Colliers, lonjakan permintaan terutama terlihat pada sektor makanan dan minuman, yang mendominasi aktivitas penyewaan di dalam mal. Beberapa penyewa utama secara aktif mencari ruang baru untuk ekspansi.
“Contoh yang menonjol adalah jaringan supermarket ternama AEON Store yang baru-baru ini meresmikan toko pertamanya di Alam Sutera. Demikian pula, peritel sneaker dan alas kaki telah menjalankan strategi ekspansi yang agresif, dan terus membuka toko baru sejak tahun lalu,” tambah laporan itu.
Berikut selengkapnya dari Colliers:
Meskipun pasar kopi grab-and-go di Indonesia sudah jenuh, pemain lain telah memasuki pasar dengan membuka toko pertamanya di Indonesia. Jaringan kedai kopi asal Cina telah mendirikan kedai di Kota Kuningan, Jakarta Selatan. Jika rencana ekspansi internasional mereka terwujud, kami berharap mereka akan membuka gerai tambahan, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di wilayah sekitarnya, Jabodetabek. Tren ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan peritel, sebagaimana dibuktikan dengan ekspansi mereka yang terus berlanjut ke pusat perbelanjaan.
Tidak adanya pasokan baru yang berkepanjangan, ditambah dengan tren positif dalam kunjungan mal dan transaksi ritel, telah menyebabkan penurunan tingkat kekosongan di Jakarta. Pada Q3 2023, rata-rata tingkat hunian di Jakarta mencapai 72,8%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, karena pembangunan mal yang sedang berlangsung diperkirakan akan selesai pada akhir tahun ini, sedikit penurunan tingkat okupansi diperkirakan akan berakhir pada 2023.
Di wilayah Jabodetabek, okupansi tercatat sekitar 70,4%, relatif stabil selama tiga bulan terakhir. Mal yang baru dibuka masih mempunyai komitmen dari para penyewa yang sedang dalam proses melengkapi toko dan belum mulai beroperasi. Namun, pasokan diperkirakan akan tinggi pada akhir 2023 dan dapat berdampak pada tingkat okupansi di wilayah Jabodetabek.
Keinginan untuk membuka gerai baru terlihat jelas, meskipun penyelesaian mal baru pada akhir 2023 mungkin akan mengganggu tingkat okupansi rata-rata untuk sementara waktu. Namun demikian, komitmen para penyewa mal-mal tersebut diperkirakan akan mendorong peningkatan tingkat hunian rata-rata di tahun-tahun mendatang.