Apa yang perlu diketahui soal pasokan properti perkantoran Jakarta yang akan datang
Pasokan stagnan pada 6,96 juta meter persegi pada Q4 2021.
Jakarta tidak menerima pasokan properti kantor baru pada akhir 2021 dengan beberapa proyeknya masih dalam tahap akhir konstruksi.
Di CBD, tanpa pasokan tambahan baru selama enam bulan terakhir, Colliers mengatakan pasokan kumulatif tetap di 6,96 juta meter persegi di Q4 2021. Beberapa proyek sedang mengalami perubahan dalam jadwal mereka untuk diselesaikan hingga tahun berikutnya. Berdasarkan kemajuan konstruksi, tujuh bangunan kemungkinan akan selesai dibangun demi memberi tambahan sekitar 350.000 meter persegi pasokan baru pada tahun 2022.
Informasi lebih banyak dari Colliers:
Dikarenakan masih adanya pandemi, developer pun masih mengadopsi posisi “wait and see”, dan tidak ada proyek baru yang akan diperkenalkan hingga 2022. Penambahan ruang kantor selanjutnya akan dibatasi pada tahun 2024-2025.
Situasi serupa juga terlihat di luar CBD. Tanpa gedung kantor baru yang terselesaikan, pasokan kumulatif stagnan di 3,62 juta meter persegi pada Q4 2021, hanya tumbuh sebanyak 1,4% dibandingkan tahun 2020. Beberapa tuan tanah juga mengubah waktu penyelesaian proyek yang dijadwalkan di luar CBD ke tahun-tahun berikutnya.
Akibatnya, diperkirakan sekitar 200.000 meter persegi pasokan baru akan ditambahkan pada tahun 2022. Pasokan kantor tambahan di luar CBD akan relatif terbatas setelah 2022. Meskipun demikian, beberapa perkembangan potensial mungkin terjadi, tetapi saat ini belum ada pengumuman resmi dari para developer tentang pemulaian konstruksi.
Mengurangi ruang yang ditempati telah menjadi tema utama selama 2021. Banyak perusahaan umumnya telah memutuskan untuk mengurangi ruang yang ditempati sekitar 10%-30% ketika memperbarui atau merestrukturisasi sewa mereka. Beberapa perusahaan telah memutuskan untuk tidak memperpanjang sewa mereka.
Oleh karena itu, di samping kantor yang baru dibuka, pengurangan ruang kantor oleh penyewa yang ada telah meningkatkan ketersediaan ruang dan terus memberikan tekanan pada tingkat okupansi rata-rata. Di CBD, tingkat tersebut tercatat sebesar 78,4% pada Q4 2021, yang mana turun 5,2% dibandingkan tingkatan pada 2019.
Meskipun demikian, permintaan ruang kantor mulai menguat dalam enam bulan terakhir tahun 2021 dan kegiatan leasing pun meningkat. Perusahaan di sektor-sektor penting seperti pertambangan, manufaktur, perdagangan, properti, dan migas saat ini secara aktif mencari ruang kantor baru dan sejumlah transaksi diperkirakan akan ditutup pada tahun 2022. Sayangnya, CBD akan menghadapi pasokan tambahan yang sangat besar dan tingkat okupansi rata-ratanya mungkin masih dalam kecenderungan menurun hingga 2022.
Di luar CBD, tingkat okupansi rata-rata tercatat 79,2% pada Q4 2021, yang memperlihatkan penurunan sekitar 3% dibandingkan dengan pra-pandemi pada 2019. Namun, pasokan tambahan yang besar akan kembali menurunkan tingkat okupansi rata-rata pada tahun 2022.