Berikut rundown kinerja pasar hotel di Jakarta
Setidaknya lima hotel dijadwalkan dibuka pada akhir 2023.
Selama tiga tahun terakhir, jumlah hotel di Jakarta mengalami penurunan. Menurut Colliers, kesulitan akibat pandemi ini memaksa pelaku bisnis perhotelan untuk mengadopsi strategi bertahan hidup. Meskipun beberapa hotel terpaksa ditutup, banyak hotel lain yang melakukan renovasi besar-besaran dan upaya revitalisasi.
Upaya ini bertujuan untuk mengembalikan keunggulan kompetitif mereka dibandingkan sektor lain pada 2023.
Berikut selengkapnya dari Colliers:
Hotel-hotel tertentu, khususnya yang terletak di dekat pusat bisnis dan pemerintahan, mulai mengalami peningkatan aktivitas. Beberapa bahkan sedang melakukan renovasi bertahap dan pengenalan fasilitas tambahan. Berdasarkan catatan kami, kami yakin setidaknya lima hotel akan dibuka pada 2023. Tidak diragukan lagi, perkembangan ini akan meningkatkan persaingan, terutama yang berada di kawasan pusat bisnis dan pemerintahan.
Peningkatan signifikan pada kinerja industri perhotelan di Jakarta telah terlihat pada kuartal kedua 2023, terutama setelah berakhirnya libur Idul Fitri. Aktivitas bisnis telah kembali ke tingkat sebelum pandemi, dan hal ini sangat signifikan mengingat kontribusi besar sektor MICE terhadap hotel-hotel di kota ini.
Segmen MICE mengalami peningkatan aktivitas yang signifikan pada Q2 2023. Peningkatan ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah acara dan penghapusan batasan peserta, sehingga menyebabkan lonjakan pendapatan yang diperoleh dari sektor MICE.
Sepanjang pandemi ini, sejak 2020 hingga 2022, perjalanan sangat dibatasi, terutama perjalanan jarak jauh seperti perjalanan ke luar kota atau perjalanan internasional. Akibatnya, sebagian besar hotel mengalami penurunan jumlah tamu secara signifikan. Untuk menarik para tamu selama periode berkurangnya mobilitas ini, banyak hotel yang menawarkan diskon.
Akibatnya, staycation di hotel muncul sebagai alternatif populer untuk liburan singkat, baik di akhir pekan maupun hari libur. Tren ini terutama terlihat pada masa libur Idul Fitri periode 2020-2022 dimana banyak masyarakat yang memilih menghabiskan liburannya di hotel karena ada tantangan terkait perjalanan ke luar kota atau luar negeri.
Namun, pada 2023, situasinya berubah. Pelonggaran pembatasan perjalanan dan pembukaan kembali perbatasan internasional telah memfasilitasi peningkatan liburan ke luar kota dan internasional, sehingga berdampak pada penurunan kinerja hotel di Jakarta dibandingkan tahun sebelumnya selama musim liburan Idul Fitri.
Menjelang 2024, dengan pemilihan presiden yang akan datang, hotel diperkirakan akan mengalami lonjakan acara dan aktivitas terkait politik. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh pada Q2 2023, agenda politik sejauh ini relatif lemah. Persiapan pemilu presiden diperkirakan akan semakin intensif pada paruh kedua 2023. Selain itu, acara perusahaan dan pertemuan lainnya akan terus berkontribusi terhadap perolehan pendapatan.