Cermati gudang pintar di Indonesia, Australia, dan Filipina
Pasar untuk otomatisasi gudang diperkirakan akan melampaui US$30 miliar pada tahun 2026.
Penduduk kota dan ekspektasi mereka atas pengiriman online yang cepat, tengah memacu penyebaran gudang pintar, menurut JLL. Otomatisasi gudang diperkirakan akan tumbuh sebesar 14 persen, mencapai US$30 miliar pada tahun 2026, menurut rumah penelitian LogisticsIQ. AS saat ini memimpin. Tetapi JLL mengatakan bahwa pasar yang kurang mapan sedang mengejar ketinggalan, dengan Indonesia, Australia, dan Filipina semuanya tengah membangun gudang berstandar teknologi yang tinggi.
“Seiring dengan memperluas pusat pergudangan dan distribusi mereka, otomatisasi adalah aset terbesar bagi bisnis yang beroperasi dalam ekonomi sesuai permintaan,” kata Allan Frydman, Principal Consultant for Industrial dari JLL, dan mantan Automation Designer.
Gudang pintar menawarkan apa saja mulai dari program dasar untuk mengelola data inventaris, hingga robot paling canggih, dan rak mekanis untuk membatasi kebutuhan manusia. “Beberapa perusahaan logistik sekarang dapat memilih 35.000 pesanan dalam satu jam dan memiliki kotak yang siap dikirim dalam waktu 30 menit,” kata Frydman. “Dan hal itu transformasional.”
Indonesia, yang bertujuan untuk menjadi ekonomi global 10 besar pada tahun 2030 (saat ini nomor 16), penjualan online diproyeksikan akan meningkat dari US$16 miliar pada 2019 menjadi US$62 miliar pada 2025. Negara ini melaju menuju otomatisasi dengan investasi luar negerinya, yang mana termasuk Logos, yaitu developer dari Australia yang akan meluncurkan Metrolink Logistics Hub tiga tingkat untuk disewakan kepada para pemain e-commerce. Sovereign wealth fund Singapura GIC pun sedang berinvestasi di sana.
Di Filipina, salah satu negara dengan ekonomi yang memiliki pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, perusahaan e-commerce Lazada, bagian dari raksasa Alibaba, tengah membangun gudang paling canggih di utara Manila.
Melbourne, pelabuhan tersibuk di Australia kemungkinan akan bertemu gelombang baru dari gudang pintar ketika terminal antar moda yang dijanjikan membuahkan hasil. Proyek ini akan melibatkan pembangunan gudang dan kapasitas taman kontainer dan menghubungkannya ke jalur Inland Rail di masa depan, memungkinkan kereta double-stacked 1800 meter untuk melakukan perjalanan antara Melbourne dan Brisbane pada pertengahan 2020-an.
Pengusaha ritel berinvestasi
Pasar otomatisasi gudang global akan melampaui US$30 miliar pada tahun 2026, menurut Statista. Angka ini dapat dibandingkan dengan US$9,9 pada tahun 2016.
Sebagian besar investasi berasal dari pengusaha ritel online yang berlomba untuk memenangkan hati pelanggannya dengan pengiriman cepat dan efisiensi maksimum.
Konsumen rata-rata sekarang mengharapkan pengiriman dalam 4,5 hari, dibandingkan dengan 5,5 hari pada 2012, menurut survei dari perusahaan konsultan AS, AlixPartners. Menurut PwC, 17 persen konsumen akan meninggalkan suatu merek jika mereka menghadapi pengiriman yang lama.
Pengusaha ritel tidak mengambil risiko untuk memuaskan pelanggan.
Kogan, e-tailer dari Australia, dengan 15 gudang yang dioperasikan pihak ketiga, dilaporkan mencari lokasi besar untuk membangun fasilitas otomatisnya sendiri. Booktopia menginvestasikan A$12 juta untuk mengotomatiskan gudang miliknya di Sydney.
Penggerak lain bagi investor juga termasuk meningkatnya biaya tanah, yang mana membutuhkan pemrosesan inventaris yang lebih efisien dalam ruang yang lebih sedikit, serta tidak luput terkait meningkatnya biaya tenaga kerja.
Di Jepang, Hong Kong, dan Singapura, gudang otomatis bertingkat telah lama menjadi norma. Supply Chain City dari Singapura menggabungkan automated storage and retrieval system (ASRS) setinggi 50 meter dengan lima lantai pergudangan yang ditingkatkan.
“Biaya tenaga kerja yang tinggi, yang dapat terdiri dari setengah dari total biaya logistik, adalah salah satu pendorong utama otomatisasi,” kata Michael Ignatiadis, head of supply chain and logistics solutions yang berbasis di Singapura di JLL.
Gudang canggih
Dengan makin banyak konsumen berbelanja bahan makanan online, supermarket merupakan salah satu di antaranya yang berinvestasi dalam otomatisasi paling canggih.
Supermarket dari Australia, Woolworths, penjualan online-nya tumbuh 92 persen dalam enam bulan hingga Desember 2020, akibatnya mereka berencana membangun dua pusat distribusi otomatis di Sydney barat daya, keduanya dibuka pada 2024. Pusat-pusat ini akan memiliki palet khusus untuk lorong-lorong tertentu di masing-masing toko, membantu mempercepat pengisian ulang.
Coles, juga berada di Australia, sedang membangun dua pusat pemenuhan di Melbourne dan Sydney untuk siap digunakan pada tahun 2023. Mereka akan menggunakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Ocado, sebuah jaringan supermarket Inggris yang tidak memiliki toko, hanya gudang-gudang.
Hal ini juga termasuk atas akses ke ‘platform pintar’ termasuk picker robot, situs web belanja online, dan solusi pengiriman ke rumah, juga routing jarak jauh.
Antar-jemput, dikembangkan pada awal 2000-an, yang bergerak secara otonom di sepanjang rel di dalam gudang untuk memilih barang, telah bertindak sebagai batu loncatan untuk otomatisasi modern karena mereka adalah sistem pertama yang benar-benar dapat diukur, solusi pengambilan inovatif yang bersifat fleksibel dan aktif yang dapat dipakai, kata Allan Frydman, principal consultant for industrial dari JLL, dan mantan Automation Designer.
“Dalam lima tahun terakhir, kami telah melihat solusi otomatisasi seperti AutoStore, AMR (robot seluler otonom), dan alat antar-jemput yang berkeliaran datang dan menjadikan pergudangan lebih maju,” kata Frydman. “Untuk pertama kalinya, mereka dikombinasikan dengan robotika canggih untuk menyediakan otomatisasi end-end tanpa perlu manusia dalam prosesnya.”
“Gudang e-commerce mungkin memiliki ratusan ribu produk yang disimpan dalam unit rak, dan AMR merupakan gerobak tanpa pengemudi kecil yang berkeliling dan mengambil produk dari rak-rak ini, kemudian membawanya ke seseorang atau robot untuk dimasukkan ke dalam kotak pesanan pelanggan. Mengemas pesanan individu masih merupakan tugas terbaik yang dilakukan oleh manusia, meskipun ini berubah dengan cepat.”