Inovasi ‘Moving Quickly’ dari Sinar Mas Land menjadi favorit di kalangan milenial | Real Estate Asia
, Indonesia
270 views

Inovasi ‘Moving Quickly’ dari Sinar Mas Land menjadi favorit di kalangan milenial

Perusahaan juga melihat lonjakan minat untuk proyek high-end Nava Park dan The Zora.

Sinar Mas Land melihat adanya lonjakan minat pada rumah tapak (landed housing), karena permintaan relatif telah tumbuh terhadap kondominium di pasar perumahan Indonesia, kata Managing Director, Alim Gunadi. “Jenis properti yang mengalami peningkatan di sektor properti Indonesia adalah landed housing. Di penghujung tahun 2020, pasokan rumah tapak yang baru diluncurkan meningkat dibandingkan tahun 2019 atau 2018,” ujarnya.

“Sekarang, semua orang semakin peduli dengan ruang untuk hidup, yang kita sebut rumah sebagai tempat tinggal sehari-hari, tempat bekerja, dan tempat bermain. Saya kira saat ini rumah tapak memang menjadi satu-satunya sektor yang dapat naik di tahun 2021,” imbuhnya.

Alim Gunadi mengatakan saat ini terjadi kelebihan pasokan apartemen di Jakarta, karena masih banyak ekspatriat yang belum kembali ke Indonesia.

Sementara hal tersebut berdampak pada alokasi ruang untuk persewaan, apartemen juga mengalami penurunan harga.

“Pertama, ada kelebihan pasokan apartemen di Jakarta. Kedua, banyak penyewa yang berasal dari kelompok ekspatriat yang masih berada di negaranya. Jadi, perilaku penyewa ini juga berdampak pada penawaran dan permintaan ekonomi,” katanya.

“Jika kita melihat pasar properti di Indonesia secara keseluruhan dan berdasarkan riset dari bank sentral, khususnya untuk harga properti, ada tren kenaikan harga setelah Covid-19 masuk ke Indonesia pada Maret atau April tahun lalu,” tambahnya.

Gunadi mengatakan kepada Real Estate Asia bahwa mereka meluncurkan ‘Moving Quickly’ setelah mengamati pasar bahwa yang sebagian besar mencari perumahan adalah generasi milenial, di mana pembeli dapat langsung pindah setelah membeli properti. Inovasi properti “moving quickly” adalah untuk membantu kaum milenial berpindah ke rumah tapak yang dapat dibangun dengan cepat. Kampanye iklan yang ekstensif di media sosial menawarkan pemanis seperti diskon hingga 25%, dan gratis BPHTB, yang merupakan pajak atas tanah yang biasanya dibayar oleh pembeli.

Dengan biaya hanya sekitar US$100.000 (Rp1,5 miliar) untuk setiap rumah tapak, Sinar Mas Land mampu menjual 350 unit di awal tahun 2020 saja.

“Salah satu kunci sukses peluncuran dari Sinar Mas Land adalah Moving Quickly. Kami menawarkan rumah tapak yang siap huni karena stok sudah tersedia. Kami juga beroperasi melalui banyak saluran media sosial dan saluran digital seperti YouTube, Instagram, Facebook, dan sebagainya. Maka dari itu untuk periode pertama 2020 kita jual 350 unit,” ujarnya.

“Perilaku dan minat pasar berubah, kebanyakan dengan pasar milenial. Untuk itu kita harus adaptif dan melakukan beberapa inovasi dalam desain dan penawaran. Rumah siap pakai mencakup 89% pada tahun 2020, terutama di perkotaan. Harga yang kami tawarkan kebanyakan di bawah 1,5 miliar rupiah, dan itu harga yang terjangkau di sana. Pasarnya bisa diserap, cocok dengan kondisi dan pendapatan milenial,” imbuhnya.

Kemitraan di properti kelas atas

Gunadi mengatakan, bukan hanya permintaan akan rumah murah meningkat, hal yang sama juga terjadi pada properti kelas atas. Sinar Mas Land bermitra dengan perusahaan seperti Hong Kong Land dan Mitsubishi Corporation untuk menghadirkan opsi inovatif baru ke pasar.

Sinar Mas melakukan joint venture dengan Hong Kong Land untuk membuat Nava Park seluas 68 hektar. Proyek properti mewah ini dihargai $2 juta untuk setiap unit dengan ukuran 600 meter persegi.

“Model high-end yang kami miliki adalah hasil  joint venture dengan Hong Kong Land yang memiliki luas sekitar 68 hektar. Kami meluncurkan ini tahun lalu dan ukurannya sekitar 600 meter persegi per unit. Ini sangat mahal untuk pasar Indonesia karena harganya setidaknya US$2 juta, tetapi saya pikir ada permintaan disana,” katanya.

Joint venture dengan Mitsubishi Corporation membuat The Zora, pengembangan 20 hektar yang terletak di Bumi Serpong Damai (BSD) City, juga diluncurkan dengan banderol harga $300.000 untuk setiap unit.

“Zora adalah apa yang kami sebut teknologi tinggi dengan semua kebutuhan dasar rumah yang dilengkapi dengan teknologi tertentu. Harganya kebanyakan sekitar Rp 4,5 miliar. Dalam dolar AS, sekitar US$300.000 ke atas. Ini pengembangan yang sangat unik,” tambahnya.

Gunadi mengatakan bahwa kebijakan baru-baru ini yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia membantu mereka tumbuh dalam hal menjual lebih banyak properti, meskipun pandemi sedang berlangsung. Suku bunga rendah dan persyaratan hipotek yang wajar telah menjadi daya tarik bagi kelompok-kelompok dengan pendapatan yang variatif di pasar.

“Pada tahun 2021, pemerintah Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan tentang uang muka dan tarif yang diberlakukan di pasar properti. Kita bisa melihat pasar saat ini memiliki tingkat suku bunga yang sangat rendah dibandingkan 10 tahun terakhir,” ujarnya.

“Saya pikir ini membantu kami sebagai pengembang untuk memiliki lebih banyak pelanggan karena sekitar 60-70% memilih pinjaman hipotek sebagai ketentuan dalam pembayaran. Saya pikir itu sangat baik untuk kami. Market kami sendiri berdasarkan income breakup yang kebanyakan adalah milenial dan Gen X. Semoga produk kita bisa sesuai dengan market,” imbuhnya.

Proyek lain yang diinvestasikan perusahaan adalah Transit-Oriented Development (TOD) di BSD City.

“Seperti yang Anda ketahui, Mitbana adalah joint venture antara Mitsubishi Corporation dan Surbana Jurong dan mereka memiliki kemitraan dengan kami untuk mengembangkan TOD di BSD City. Mereka akan mengembangkan 100 hektar. Dalam waktu dekat, kami juga akan bekerja sama dengan beberapa mitra asing dari Jepang seperti Sumitomo untuk pembangunan gedung perkantoran di kawasan CBD,” ujarnya.

Memasuki PropTech

Sinar Mas Land telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi properti (PropTech) untuk mempromosikan properti mereka selama setahun terakhir.

Karena pergerakan terbatas akibat pandemi, perusahaan memutuskan untuk beralih ke cara yang lebih baru dalam menjangkau pasar yang mereka tuju.

Properti mereka yang tersedia melalui listing properti dan agregator teknologi membantu mereka menargetkan properti ke pasar yang lebih luas, tidak hanya yang secara fisik ada di Indonesia. Opsi yang tersedia melalui pembiayaan fintech juga memudahkan pelanggan mereka untuk berinvestasi di properti ini.

“Dari segi teknologi, property technology atau prop tech sudah ada sejak beberapa tahun ini dan cukup matang. Kemudian dalam hal cara kita berinteraksi dengan pelanggan, agregator teknologi atau teknologi listing properti akan memainkan peran yang lebih besar. Mereka sudah memiliki peran yang sangat besar dalam cara kami berinteraksi dengan pelanggan kami,” kata Djemi Lim, Head of Business Development and Research.

“Untuk menjangkau pelanggan kami, kami bekerja sama dengan mereka dan kemudian saya pikir mereka sudah dalam keadaan matang di mana mereka akan membawa lebih banyak kemudahan kepada pelanggan untuk menemukan properti, baik sebagai properti primer maupun sekunder,” tambahnya.

Lim mengatakan bahwa mereka telah mengintegrasikan lebih banyak alat dan perubahan berbasis teknologi pada properti mereka, sehingga menjadikannya lebih modern dan adaptif dengan perubahan zaman. Otomatisasi dan peningkatan dalam pengelolaan townships telah diterapkan oleh Sinar Mas Land dalam banyak pengembangan propertinya.

“Sebagai township operator dan building operator, kami juga banyak menggunakan teknologi. Karena kami mengelola townships, kami juga mengelola lampu lalu lintas, kami mengelola air, dan beberapa pasokan utilitas. Kami menggunakan banyak teknologi di sini untuk memastikannya lebih otomatis, bahkan menggunakan Artificial Intellegent (AI) untuk mengontrol beberapa di antaranya. Kemudian untuk otomatisasi gedung kita gunakan untuk operasional perkantoran dan mall,” ujarnya.

Untuk membuat pengalaman lebih holistik, Sinar Mas baru-baru ini meluncurkan aplikasi “One Smile” yang akan membuat pembayaran dan layanan lainnya tersedia untuk pelanggan mereka.

Di samping e-Catalog yang merupakan marketplace di mana pelanggan dapat menelusuri penawaran mereka dari gadget mereka sendiri.

“Kami juga mengembangkan e-Catalog yang merupakan marketplace seperti 99 dotcom tetapi khusus hanya untuk produk kami. Pembatasan pergerakan orang masih diterapkan di Indonesia dan itulah cara kami mencoba menjangkau pelanggan kami. Mereka bisa mencari rumah yang kami tawarkan dari seluruh Indonesia, mencari promo, program, harga, dan diskon. Pasar menjadi lebih tanpa batas karena teknologi,” kata Gunadi.

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

AIRSIDE tempat eco-haven baru yang menonjolkan urban farm dan smart bike parking

Properti komersial ini menyediakan hasil panen dari pertaniannya kepada penyewanya.

Gedung perkantoran tua mengadopsi sistem protokol terbuka untuk manajemen energi

Para ahli juga berpendapat penggunaan sistem manajemen gedung lebih berpeluang untuk menghemat energi.

Perusahaan self-storage semakin booming di tenga industri layanan dan fasilitas tambahan yang berkembang

Di Singapura, StorHub telah memperkenalkan pemesanan online untuk ruang penyimpanan berbagai ukuran.

Pasokan kumulatif kantor di Jakarta CBD kini mencapai 7,4 juta meter persegi

Pasokan juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan di luar CBD.

Serviced apartments mendominasi pasokan hotel baru di Jakarta pada 2023

Lebih dari 70% kamar baru yang masuk pasar berasal dari serviced apartments.

Filinvest’s New Clark City menampilkan wajah baru dari pembangunan berkelanjutan

Pengembang berbasis Filipina itu mendefinisikan ulang keberlanjutan dari ruang hijau dan komponen daur ulang hingga Eco-Tech-Ture dan pabrik baterai kendaraan listrik.