Lebih dari 1.600 kamar akan masuk ke pasar hotel Jakarta pada 2024
Ini akan menyebabkan pasokan hotel di kota ini tumbuh sebesar 2,9%.
Jakarta memiliki total 63.090 kamar hotel dan service apartment pada akhir 2023. Menurut laporan JLL, pertumbuhan pasokan pada 2023 relatif rendah, dengan hanya dua apartemen servis dengan total 167 kamar,yang dibuka selama tahun ini.
Dua pembukaan tersebut adalah Citadines Gatot Subroto Jakarta dengan 102 kamar dan Grand Mansion Menteng Crest Collection dengan 65 kamar.
Lebih lanjut dari JLL:
Sejumlah pembukaan hotel telah ditunda hingga 2024. Akibatnya, 1.621 kamar diharapkan akan masuk ke pasar pada 2024, yang akan meningkatkan pasokan sebesar 2,9%. Pembukaan yang akan datang yang patut diperhatikan termasuk Pan Pacific Jakarta dengan 158 kamar, DoubleTree by Hilton Jakarta Bintaro Jaya Xchange dengan 185 kamar, dan PARKROYAL Jakarta dengan 185 kamar.
Pertumbuhan RevPAR yang berkelanjutan di seluruh segmen hotel
Hingga YTD Desember 2023, okupansi hotel mewah di Jakarta telah pulih sebesar 7,3 poin persentase (ppts) ke tingkat pra-pandemi sebesar 61,5%. Selain itu, hotel mewah ini mencapai rata-rata tarif harian (ADR) sebesar Rp2.453.096, yang mewakili pertumbuhan sebesar 8,8% dibandingkan dengan 2022. Hal ini menghasilkan pertumbuhan y-o-y sebesar 23,3% dalam pendapatan per kamar tersedia (RevPAR), mencapai Rp1.508.236.
Hotel-hotel mewah di Jakarta terus meningkatkan tingkat okupansi sambil mempertahankan tarif yang stabil. Permintaan yang tertahan untuk acara offline dan peningkatan kegiatan pemerintah menjelang pemilihan telah mendorong tingkat okupansi melampaui tingkat pra-pandemi. Akibatnya, RevPAR di sektor mewah mencapai 14,2%, lebih tinggi dari 2019.
Outlook: Kinerja hotel diperkirakan akan pulih pada 2Q24
Kinerja perdagangan hotel di Jakarta melambat pada akhir 2023, dan permintaan yang rendah diperkirakan akan berlanjut di awal 2024, menjelang pemilihan umum 2024. Kegiatan bisnis diperkirakan akan menurun di awal 2024, menjelang pemilihan, karena perusahaan menjadi lebih berhati-hati sementara.
Namun, banyaknya kegiatan bisnis di pasca-pemilu kemungkinan akan mendorong pemulihan kinerja sektor hotel. Ini juga bertepatan dengan berakhirnya periode lesu pada 1Q yang disebabkan oleh hari raya, seperti bulan puasa dan libur Idul Fitri, yang secara historis mengurangi aktivitas bisnis hotel.
Note: Jakarta Hotels refers to Jakarta's luxury hotel market.