Pasar pusat data Indonesia akan mencapai US$3,07 miliar pada tahun 2026
Kota-kota lain selain Jakarta menarik perhatian investor.
Salah satu mesin pertumbuhan terbesar di pasar data center Asia Tenggara adalah Indonesia. Karena negara ini bertujuan untuk menyumbang 40% dari ekonomi digital ASEAN pada tahun 2025, permintaan untuk pengembangan pusat data diperkirakan akan meroket.
Menurut Savills, demografi Indonesia yang menguntungkan dikombinasikan dengan kebijakan pendukung juga telah mempercepat pertumbuhan diantara pasar pusat data, dua peraturan sangat berpengaruh.
Lebih lanjut dari Savills:
Peraturan (PP) 71/2019 menyebutkan bahwa semua perusahaan, khususnya lembaga keuangan, wajib menyimpan data pribadi di pusat data yang berada di dalam negeri.
Bank sentral melalui Peraturan Bank Indonesia No 9/15/PBI/2007 juga menyatakan bahwa semua bank dan lembaga keuangan harus memiliki mekanisme cadangan melalui Disaster Recovery Center (DRC), fasilitas pengganti yang memungkinkan perusahaan untuk memulihkan data dan melanjutkan operasi di keadaan darurat.
Sementara proyek pusat data yang ada sebagian besar masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek, kebanyakan terletak di dalam kawasan industri, kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Bandung, Bali, dan Batam menarik minat investor. Kendala utama yang menghambat investasi pusat data di Indonesia termasuk kurangnya infrastruktur jaringan dan pasokan listrik yang tidak stabil, terutama di daerah pedesaan.
Dengan demikian, pembangunan selama ini hanya terkonsentrasi di kota-kota besar. Meskipun demikian, pasar masih menunjukkan potensi pertumbuhan yang besar. Menurut sebuah laporan oleh Mordor Intelligence, pasar pusat data Indonesia bernilai US$1,53 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2026 menjadi US$3,07 miliar.
Ke depan, kami berharap untuk melihat lebih banyak pemain lokal dan internasional memasuki pasar. Kawasan industri yang ada perlu meningkatkan jaringan dan infrastruktur catu daya mereka untuk memenuhi persyaratan teknis yang berkembang dan bersaing untuk penyewa.
Saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia sedang gencar bekerja sama dengan kawasan industri untuk menyediakan pasokan listrik yang konstan dengan standar internasional.