Penerimaan bersih kantor non-CBD Indonesia melonjak sebesar 85% di Q1
Tetapi sektor perumahan negara ini memimpin pertumbuhan di pasar properti.
Pengusaha Indonesia optimistis tentang masa depan dengan 87% pemilik bisnis mengharapkan pendapatan mereka meningkat dalam 12 bulan ke depan, menurut survei Grant Thornton. Optimisme ini juga tercermin di sektor properti dengan banyaknya peluncuran proyek yang dilakukan selama enam bulan terakhir.
Menurut Savills, sektor residensial (perumahan tapak) memimpin pertumbuhan karena permintaan yang terpendam terus menghasilkan penjualan yang kuat di berbagai proyek khususnya di wilayah Jabodetabek. Pemain besar seperti Sinarmas Land, Summarecon dan Alam Sutera termasuk di antara pengembang yang telah meluncurkan cluster baru di kota-kota unggulan mereka untuk memenuhi permintaan yang meningkat dari keluarga muda dan milenial.
Lebih banyak dari Savills:
Dinamika pasar saat ini juga menarik beberapa pengembang asing untuk bekerja sama dengan pengembang lokal, tidak hanya di sektor residensial, tetapi juga di sektor komersial dan industri/logistik. Selain itu, kami juga melihat peningkatan partisipasi developer asing dalam pembangunan data center di Indonesia.
Di Jakarta, permintaan meningkat pada 2021, karena pasar secara bertahap muncul dari kemerosotan akibat pandemi. Di pasar perkantoran, penerimaan bersih di CBD dan Non-CBD masing-masing meningkat sebesar 48% dan 85% YoY. Relokasi penyewa dan ekspansi yang kuat di antara perusahaan e-commerce dan teknologi mendukung permintaan tahun lalu dan diperkirakan akan terus menyerap ruang kosong dan pipeline selama satu hingga dua tahun ke depan.
Sementara itu di sektor ritel, pelonggaran pembatasan COVID-19 telah mendorong masyarakat untuk kembali ke mal, yang membantu peningkatan lalu lintas pejalan kaki dan menghasilkan net take-up sepanjang 2021.
Selain itu, aktivitas beli di pasar kondominium mulai relatif sepi pada 2022 karena dampak Omicron awal tahun ini. Penjualan di Bodetabek (wilayah Jabodetabek) hanya mencapai sekitar 700 unit pada kuartal pertama, tetapi kami memperkirakan akan melihat peningkatan pada kuartal berikutnya seiring dengan lingkungan pasar yang lebih percaya diri.
Secara keseluruhan, kami memperkirakan akan melihat lebih banyak aktivitas di seluruh sub-pasar yang didukung oleh prospek ekonomi Indonesia yang kuat dan prospek bisnis yang positif. Kami juga mengharapkan lebih banyak lagi partisipasi pengembang dan investor asing di pasar properti khususnya di sektor logistik dan industri.
Dengan ketidakpastian global, ditambah dengan kenaikan harga komoditas dan pajak yang lebih tinggi masih menjadi tantangan, pemerintah Indonesia terus fokus pada penguatan ekonomi domestik yang akan menjadi faktor kunci dalam menarik investor global dan luar negeri.