Penyewa kantor Indonesia lakukan perampingan hingga 30% setelah perpanjangan sewa | Real Estate Asia
, Indonesia

Penyewa kantor Indonesia lakukan perampingan hingga 30% setelah perpanjangan sewa

Mereka juga meminta fleksibilitas sewa yang lebih ekstensif demi mengelola risiko.

Colliers baru-baru ini merilis laporan tentang bagaimana perusahaan mengubah budaya kerja mereka dan mengadaptasi strategi operasi mereka untuk mempertahankan tujuan perusahaan mereka.

Karena kondisi pasar saat ini telah mengubah banyak aspek pada skala global, mereka juga mengubah lanskap tempat kerja. Saat ini, bentuk tempat kerja bisa bersifat fleksibel, di mana orang dapat memilih untuk bekerja dari luar kantor mereka selama itu masih sesuai dengan kebijakan perusahaan mereka.

Bagus Adikusumo, Head of Office Services dari Colliers International Indonesia, menyebutkan: “Dengan efisiensi dalam biaya hunian dan penerapan work-from-home yang keduanya akan berlanjut selama beberapa tahun ke depan, menegosiasikan kembali kontrak sewa adalah hal pertama yang akan terjadi, termasuk kemungkinan pengurangan sewa dan pembaruan sewa awal.”

Tujuan Bisnis dan Kebijakan Work-From-Home (WFH)

Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk melindungi keuntungan dan memastikan keberlanjutan. Dalam masa-masa yang tidak pasti, perusahaan perlu mengadopsi strategi yang tepat sesuai dengan prospek bisnisnya dan sumber daya yang tersedia.

Dengan implementasi umum dari kebijakan work-from-home oleh perusahaan yang diberlakukan akhir-akhurini untuk alasan kesehatan dan keselamatan, banyak perusahaan telah menyadari bahwa melalui teknologi, bisnis dapat terus beroperasi tanpa mengharuskan semua karyawan untuk melapor ke kantor. Realisasi ini telah menyebabkan penghuni mempertimbangkan kembali kebutuhan atas ruang kantor mereka dan karenanya memengaruhi keputusan masa depan dari persewaan kantor.

Secara umum, banyak perusahaan saat ini menghadapi situasi di mana ruang kantor mereka tidak digunakan secara optimal karena pandemi COVID-19 yang telah memaksa banyak karyawan untuk menerapkan strategi work-from-home. Banyak perusahaan berusaha mengurangi ruang mereka dan melakukan negosiasi ulang dengan pemiliknya; beberapa mendapat kompromi dan ada juga yang tidak mendapatkannya. Ketika sewa berakhir, mayoritas penyewa akan memperbarui sewa mereka dengan menurunkan kapasitas ruang mereka hingga 30% dan meminta fleksibilitas sewa yang lebih ekstensif sebagai pegangan untuk mengelola risiko.

Hendry Sugianto, Head of Project Management dari Colliers International Indonesia, menyebutkan: “Transformasi tempat kerja tidak hanya memengaruhi sewa kantor tetapi juga pengaturan kegiatan kerja. Untuk menentukan area yang optimal atas tempat kerja baru membutuhkan strategi transformasi dengan analisis aktivitas dari berbagai departemen.”

Ruang tertutup vs. Ruang terbuka

Perubahan tata letak tempat kerja juga memengaruhi keputusan apakah perusahaan masih perlu menjaga ruang tertutup atau apakah ruang terbuka agar lebih efisien. Seberapa terbuka dan seberapa kasual pengaturan kantor tergantung pada budaya perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan mempertahankan ruang kantor tertutup untuk eksekutif yang sangat senior atau dewan direksi, pendekatan tersebut telah bergeser dengan workstation terbuka dari karyawan reguler yang menghadap ke jendela. Namun, beberapa kantor sebenarnya telah menghapus kantor tertutup sepenuhnya untuk menghilangkan hambatan dan untuk memberikan komunikasi yang lebih baik antara para pemimpin senior dengan anggota tim mereka. Ada juga ruang pertemuan terbuka informal yang biasa disebut sebagai ‘area kolaborasi’.

Apa maksud dari “norma baru”?

Seiring berjalannya waktu, sesuatu yang baru telah berkembang, yang disebut “tempat kerja yang tangkas”. Kelincahan akan memainkan peran, sehingga pada masa depan tidak akan mengejutkan jika gedung kantor dapat dibagi menjadi tiga; sewa kantor yang tradisional, ruang kerja bersama yang dikelola sendiri, dan ruang kerja bersama yang dikelola oleh eksternal. Norma-norma baru menjadi relatif. Norma tersebur tergantung pada kebutuhan perusahaan, bisnis, rencana strategi, dan budaya perusahaan itu sendiri. Mereka harus sejalan dengan tujuan bisnis yang disiapkan atau tujuan utama jangka panjang dari mereka. Tempat kerja yang ideal harus menyediakan berbagai pengaturan kerja dengan fokus pada memfasilitasi konsentrasi dan kolaborasi, mendukung tim Anda dalam pengiriman pekerjaan individu mereka, sambil memungkinkan kolaborasi dengan kolega.

Unduh laporan lengkapnya di sini.

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

AIRSIDE tempat eco-haven baru yang menonjolkan urban farm dan smart bike parking

Properti komersial ini menyediakan hasil panen dari pertaniannya kepada penyewanya.

Gedung perkantoran tua mengadopsi sistem protokol terbuka untuk manajemen energi

Para ahli juga berpendapat penggunaan sistem manajemen gedung lebih berpeluang untuk menghemat energi.

Perusahaan self-storage semakin booming di tenga industri layanan dan fasilitas tambahan yang berkembang

Di Singapura, StorHub telah memperkenalkan pemesanan online untuk ruang penyimpanan berbagai ukuran.

Pasokan kumulatif kantor di Jakarta CBD kini mencapai 7,4 juta meter persegi

Pasokan juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan di luar CBD.

Serviced apartments mendominasi pasokan hotel baru di Jakarta pada 2023

Lebih dari 70% kamar baru yang masuk pasar berasal dari serviced apartments.

Filinvest’s New Clark City menampilkan wajah baru dari pembangunan berkelanjutan

Pengembang berbasis Filipina itu mendefinisikan ulang keberlanjutan dari ruang hijau dan komponen daur ulang hingga Eco-Tech-Ture dan pabrik baterai kendaraan listrik.