Sewa perkantoran Grade A di Jakarta turun 2,2% pada Q3
Masih ada diskon besar-besaran untuk penyewa.
Pada Q321, JLL mengungkapkan bahwa sewa perkantoran di Jakarta tetap berada di bawah tekanan dan penurunan sebesar 2,2% q-o-q tercatat untuk bangunan Grade A. Sewa sudah sangat terjangkau di Jakarta dan tuan tanah masih bersedia memberikan harga sewa yang kompetitif untuk menarik penyewa.
Sewa yang terjangkau adalah kunci untuk menangkap permintaan. Harga sewa telah turun sejak pertengahan 2015 karena meningkatnya tingkat kekosongan dan peningkatan pasokan. Karena permintaan yang terbatas dan tren perampingan, harga sewa kemungkinan besar akan turun lebih jauh.
Berikut lebih banyak dari JLL:
Tingkat kekosongan sedikit menurun
Perusahaan teknologi adalah kekuatan pendorong di balik kesepakatan di pasar perkantoran pada kuartal tersebut, dengan perusahaan teknologi pendidikan menjadi kontributor terbesar. Sebagian besar dari kesepakatan ini juga melibatkan relokasi dan peningkatan ke bangunan Grade A. Beberapa penyewa lain masih aktif di pasar, mencari ruang perkantoran yang relatif lebih kecil.
Permintaan bersih yang positif tercatat sekitar 23.000 m2 dengan tingkat kekosongan Grade A secara keseluruhan sedikit menurun menjadi 34%. Salah satu operator flex-space aktif membuka dua pusat baru di kawasan CBD.
Tidak ada penyelesaian baru di kuartal ini
Tidak ada bangunan Grade A baru yang diselesaikan pada kuartal tersebut dan tingkat hunian keseluruhan tetap rendah di sekitar 66%.
Hanya satu gedung Grade A yang diharapkan selesai pada sisa tahun 2021; yaitu Autograph Tower (sebelumnya Thamrin Nine Tower 1). Sementara itu, Indonesia 1 diundur dari 2022 ke 2023.
Outlook: Tekanan pasar kemungkinan akan tetap ada
Harga sewa kemungkinan akan terus turun lebih jauh pada tahun 2021 karena tekanan pasar tetap ada karena pandemi. Bangunan lain dengan total 94.000 meter persegi diharapkan akan selesai pada akhir 2021, menyebabkan tingkat hunian tetap di bawah tekanan.
Dengan tingkat kekosongan di wilayah yang belum pernah terjadi sebelumnya, kemungkinan besar sejumlah besar tuan tanah akan terus menghadapi tekanan kekosongan karena melemahnya permintaan dan tren perampingan yang terus berlanjut.