Tren utama di pasar ruang kantor fleksibel Jakarta | Real Estate Asia
, Indonesia
180 views

Tren utama di pasar ruang kantor fleksibel Jakarta

Kantor flex menyumbang 5,2% dari total ruang di Sudirman CBD pada Q1.

Ruang kantor yang fleksibel semakin populer, akibat dari perubahan budaya kerja selama pandemi. Oleh karena perusahaan beralih ke pengaturan kerja hybrid dan transformasi digital yang semakin cepat, ruang fleksibel telah menjadi bagian dari kenormalan baru.

Menurut JLL, fitur “fleksibel” yang ditawarkan, misalnya, sewa jangka pendek, kemudahan penggunaan, ekosistem start-up, dll. Tren yang sama juga terlihat di SCBD (Sudirman Central Business District), Jakarta.

Keterangan lebih lanjut dari JLL:

SCBD adalah salah satu pusat “segitiga emas” Jakarta yang menjadi aglomerasi kegiatan ekonomi nasional.

Separuh dari 16 gedung perkantoran di kawasan SCBD telah disewakan setidaknya kepada satu operator ruang fleksibel, baik untuk private office maupun sharing office atau co working desk. Per 1Q22, terdapat 12 operator ruang fleksibel yang menempati area seluas 25.000 m2 atau sekitar 5,2% dari total ruang yang disewa di gedung perkantoran SCBD Grade A tersebut. Area yang dikelola oleh operator ruang fleksibel berkisar dari 85 m2 hingga 7.200 m2 dalam satu gedung.

Apakah ada karakteristik yang menonjol?

Ke-12 operator flex-space di SCBD memiliki tenant yang beragam. Setiap pengguna memiliki permintaan berdasarkan gaya kerja dan model bisnis masing-masing dan menciptakan kebutuhan ruang kerja bersama yang berbeda. Operator telah menyesuaikan dengan kebutuhan penyewa. Mereka menyediakan alokasi antara sharing/dedicated desk (“hot desk”) dan serviced/private office, mulai dari 1:3 hingga 1:15 (1 kursi “hot desk” untuk 15 kursi serviced/private office), serta sebagai ruang serviced/private office tanpa “hot desk”.

Sebagian besar harga ruang fleksibel tergantung pada fasilitas dan fasilitas yang diminta oleh penyewa kantor atau pengguna ruang kerja sendiri. Oleh karena itu, operator menawarkan kisaran harga yang sesuai dengan dinamika penawaran-permintaan. Harga untuk meja sharing/dedicated, yang disebut “hot desks”, berkisar antara Rp 750.000 hingga Rp 3.000.000 (USD 52 hingga USD 210) per kursi per bulan pada awal tahun 2022. Sedangkan untuk serviced/private office, harganya berkisar dari Rp 1.950.000 hingga Rp 6.000.000 (USD 136 hingga USD 420) per kursi per bulan (belum termasuk pajak).

Ruang fleksibel sebagai tempat kerja saat ini

Ruang fleksibel memengaruhi perspektif tempat kerja di seluruh dunia. Banyak perusahaan multinasional mulai menyesuaikan budaya tempat kerja mereka, dipengaruhi oleh tuntutan tren dan spesifikasi yang muncul. Tren SCBD menunjukkan bahwa serviced/private office masih merupakan bentuk ruang fleksibel yang disukai, dengan teknologi dan start-up digital menjadi pendorong utama tempat kerja saat ini.

Follow the link for more news on

Pasokan ritel Jakarta akan mencapai 5 juta meter persegi tahun ini

Tiga mal baru saat ini sedang dalam tahap konstruksi.

Jakarta akan mendapatkan lebih dari 1.800 kamar hotel mewah baru pada akhir tahun ini

Ini akan menjadi angka tertinggi selama tiga tahun ke depan.

Perkantoran Jakarta diperkirakan mencapai 76% pada akhir tahun

Tingkat okupansi rata-rata  perkantoran di CBD mencapai 74,7% pada Q1.

Jakarta akan menyaksikan lebih dari 9.300 unit hunian baru pada 2026

Hampir setengah dari unit ini akan selesai tahun ini.

Apa yang dapat dipelajari oleh pengembang properti dari Azabudai Hills di Jepang

Pengembangan senilai US$4 miliar ini bertujuan untuk menjadi pusat internasional bagi warga asing dan perusahaan modal ventura.

JLL: Pasokan ritel utama di Jakarta diperkirakan akan 'langka'

Meskipun ada mal baru yang akan dibuka pada paruh pertama 2024.